Tahun ini, Dwi Sapta genap berusia 30 tahun. Perusahaan periklanan lokal ini mampu bertahan dan tumbuh meyakinkan di tengah serbuan agensi periklanan asing. Tidak cuma eksis, perusahaan yang awalnya membidangi studio foto dan percetakan ini bahkan berhasil bermetamorfosis menjadi perusahaan periklanan lokal pertama berbasis integrated marketing communication (IMC).
Sesungguhnya langkah Dwi Sapta menjadi perusahaan IMC bisa dibilang nekat dan berani. Pasalnya, untuk menjadi agensi berbasis IMC, tidak hanya dibutuhkan infrastruktur memadai, tetapi juga kesediaan mengubah pola pikir dan pola kerja yang sudah berjalan puluhan. “Tidak masalah buat kami, karena kami memang sudah bertekad menjadi one stop solution di bidang komunikasi,” ujar Aloysius Adji Watono, Presiden Direktur Dwi Sapta, percaya diri. Baginya, yang terpenting di tahun 2015 perusahaannya bisa menjadi a leading and reputable Indonesian IMC company.
Demi meraih target IMC itu, hampir dua tahun Adji mempersiapkan banyak hal. Di antaranya, menambah anak perusahaan untuk mendukung keberhasilan IMC. Perusahaan itu adalah Main Ad, DSP Media, InAd, BeeActivator, Netracom, NeoPost, Dwisapta PR dan Dwisapta Research. Dua nama terakhir baru berdiri tahun ini. Kemudian, Adji bersama timnya membuat formula IMC yang sesuai dengan karakter Dwi Sapta. Hasilnya tertuang dalam buku ketiganya, IMC That Sells, yang diluncurkan tepat pada saat perayaan ulang tahun.
Menurut Adji, apa yang dilakukannya selama ini semata-mata untuk keberhasilan klien. Bagi Dwi Sapta, sukses klien adalah segalanya. Bahkan, salah satu kredo yang diyakini Dwi Sapta: harus bisa membawa klien sukses dan berhasil, agar Dwi Sapta ikut sukses dan berhasil pula. “Tugas kami sebagai agensi, memberikan yang terbaik untuk merek-merek yang dipercayakan kepada Dwi Sapta,” ujar Adji. Di perusahaannya, Adji menerapkan lima budaya, yakni client success is our success, commitment for excellence, serve with heart, core to our people, dan give to society. “Kalau diperas lagi, menjadi do the best for everybody. Itu DNA of success dari Dwi Sapta,” katanya.
Hasilnya cukup meyakinkan. Capaian tahun 2010, dari 42 pitching yang diikuti, Dwi Sapta berhasil menang 30. Kliennya saat ini antara lain Kalbe, Djarum, Grup Enesis, Sido Muncul, Top 1, Daihatsu Grand Max, Sirion dan SmartFren. Total jenderal Dwi Sapta kini beromset lebih dari Rp 0,5 triliun.
Menurutnya, membuat iklan itu gampang. “Pemirsa teve maunya yang simpel,” Adji memberi bocoran. Yang penting, pesannya tersampaikan. Lebih penting lagi, produk yang diiklankan laku. Dwi Sapta memang berprinsip “that sells” dalam pembuatan iklan. “Percuma buat iklan yang heboh, tapi penjualannya tidak ada,” kata pria kelahiran Kudus 1950 ini. Sebaliknya, dari pengalamannya, justru dari iklan sederhana bisa menghasilkan penjualan gila-gilaan, seperti Ademsari. “Kami lebih mementingkan penjualan produk ketimbang penghargaan kualitas iklan,” ujar Adji.
Setelah 30 tahun berkiprah, Adji kini telah menyiapkan putri pertamanya, Maya C. Watono, untuk meneruskan bisnisnya ke depan. Maya pun saat ini sudah diberi kepercayaan untuk mengomandani Main Ad, In Ad, Netracom dan DSP Media. “Saya full in charge di ketiganya, terutama di Main Ad dan DSP Media. Saya lebih memiliki peran di sana,” ujar Maya.
Diakui Maya, pencapaiannya hingga saat ini tidak lepas dari peran sang ayah. Apa yang ia lakukan sekarang merupakan hasil dari pembelajaran dari apa yang telah dilakukan ayahnya. “Saya terutama belajar banyak mengenai pengalaman ayah saya dalam menjalankan bisnis ini selama 30 tahun,” katanya. Selain itu, Maya juga membawa sejumlah pemikiran yang tumbuh ketika ia hidup lama di luar negeri. “Saya coba gabungkan hal-hal yang baik tersebut untuk membina bisnis ini.”
Maya menyebutkan, banyak nilai yang ia ambil dari seorang Adji Watono. Budaya yang diterapkan Dwi Sapta selama 30 tahun sangat ia perhatikan. Nilai-nilai yang muncul dari budaya Dwi Sapta itu antara lain passion, care kepada karyawan dan orang-orang sekitar, do the best for everybody, serta care and share loves. Nilai-nilai seperti itulah yang tertanam dalam dirinya.
Setelah melihat pencapaian Dwi Sapta dalam 30 tahun ini, Maya menargetkan dalam lima tahun ke depan Dwi Sapta akan menjadi leading and reputable IMC company, terutama di Indonesia. “Intinya, Dwi Sapta akan menjadi perusahaan yang terdepan dan terpercaya. Dan saya yakin, Dwi Sapta mampu mencapainya,” ujarnya optimistis.