Budget Hotel Terus Menjamur

Kalau ingin merasakan sensasi menginap di hotel sekelas bintang lima, tapi harga bintang satu, datang saja ke hotel low cost atau yang lebih dikenal dengan budget hotel yang saat ini makin bermunculan di sini. Sebut saja ada Tune Hotel, POP! Hotel, Formula One Hotel, Whiz Hotel atau Hotel Amaris yang mulai bertebaran seperti Jakarta, Bali dan beberapa kota besar lainnya.

Sejatinya, budget hotel adalah hotel bintang dua plus yang menawarkan layanan terbatas sesuai dengan kebutuhan si tamu yang menginap. Artinya,  anda bayar hanya yang anda pakai. Hotel jenis ini menyediakan fasilitas layaknya hotel mewah, seperti kolam renang, kafetaria, AC ataupun televisi. Bahkan, untuk keperluan mandi seperti handuk, sabun, dan shamppo. Kalau tamu perlu fasilitas tersebut, tinggal bayar atau menyewa saja.

Menurut, Donny Tisnantoro, Staf Direksi PT Grahawita Santika (GS) –pengelola Hotel Amaris, pasar budget hotel ini sangat menggiurkan.  Peluang  inilah yang dilihat oleh banyak pengusaha properti saat ini.  “Pasarnya level middle ke bawa, seperti untuk level asisten manajer,  retailer, dan sebagainya,” ujar mantan Diretur Pemasaran Korporat GS ini. 

Senada dengan Donny, Marc Steinmeyer, Presdir Tauzia Hotel Management (THM) –pengelola Harris Hotel dan POP! Hotel – berpandangan bahwa budget hotel memiliki pasar yang tak kalah menariknya dengan hotel-hotel kategori lainnya.  “Saat ini persaingan di budget hotel adalah sangat sehat yang semakin menstimulus  kreativitas dan inovasi baru,” katanya.

Untuk pengelolaan budget hotel sangat berbeda dibandingkan dengan pengelolaan hotel-hotel kategori lainnya. Sebab, pengelolaan secara maksimum dipusatkan di kantor pusat dan seminimum mungkin di hotel yang bersangkutan, terutama yang berkaitan dengan sistem, e-commerce, distribusi dan lainya. Sedang salah satu tantangannya adalah mengubah cara berpikir pihak manajemen hotel yang sudah terbiasa dengan cara berpikir hotel konvensional. Ini memerlukan waktu dan keinginan untuk beradapatasi dan berubah.

THN sendiri baru saja mendirikan POP! Hotel pada Juni 2010. Jadi, POP! Hotel merupakan brand terbaru dari perusahaan ini. Segmen pasar yang dibidik adalah smart dan eco-friendly traveler.  POP! Hotel pertama dibuka di Indonesia pada September 2010 di kawasan Teuku Umar, Denpasar Bali.  Saat ini, setidaknya ada 8 Pop! Hotel yang sedang dibangun, 3 di antaranya beroperasi tahun 2011, yaitu di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, Manado, dan Yogyakarta. Sedangkan di 2012, THM akan mengoperasiokan 12 POP! Hotel.

GS juga masuk budget hotel sejak 2007 dengan membuka Hotel Amaris di Panglima Polim, Jakarta.   Kemudian di Jakarta membuka lagi di Blok M, Mangga Dua Square, Bandara, Mangga Besar, dsb.  “Kalau letaknya tidak strategis memang sulit, karena pada dasarnya di hotel ini tidak ada entertainment, hanya kamar dan pelayanan hotel seperti biasa,” Donny menerangkan. Saat ini telah ada 14 hotel Amaris di seluruh Indonesia. Selain di Jakarta juga ada di Semarang, Palangkaraya, Ambon, Banjarmasin, dan sebagainya..

Rata-rata okupansi Amaris di Jakarta saat ini, menurut Donny, sekitar 60%.  Namun di daerah, diperkirakan okupansinya masih lebih rendah karena mereknya yang tergolong masih baru. Ia mengungkapkan, keunggulan Amaris dibandingkan hotel sejenisnya, yaitu konsepnya yang merupakan smart hotel.  Amaris menggunakan tenaga surya atau solar hart sebagai energi agar lebih ramah lingkungan.  Amaris juga menyediakan fasilitas WiFi dan fasilitas standar lainnya di setiap kamar seperti televisi, AC, kamar mandi dengan air dingin dan air hangat.

Ia menambahkan, sejauh ini  perkembangan Hotel Amaris dari segi bisnis tergolong bagus, karena budget hotel memang lebih hemat dari sisi pegawai.  Rasio karyawan Amaris adalah 1:0,3.  “Misalnya di Hotel Amaris Panglima Polim, jumlah kamar ada 56, maka jumlah karyawan 16 orang.  Jadi jika biasanya satu kamar dilayani oleh satu karyawan, maka di budget hotel, satu kamar dilayani oleh 1/3 karyawan, atau 1 karyawan melayani 3 kamar.  Karyawannya biasanya lulusan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan),” Donny menjelaskan. Dengan pengelolaan yang efisien, laba kotor yang dapat diperoleh dari  Amaris sekitar 65% per tahun.  

Bagi Donny, salah satu tantangannya adalah dari segi pemasaran. Amaris merupakan brand baru yang masih butuh pengenalan lebih lanjut. Tak heran, Amaris juga sering mempromosikan mereknya di koran Kompas karea Amaris adalah bagian dari grup bisnis Kompas Gramedia.  “Kami sedang membangun brand awareness. Kami selalu menyebutkan bahwa kami satu grup dengan Hotel Santika yang telah lebih dulu dikenal di masyarakat.  Selalu ditulis Amaris by Santika,” ia menambahkan.

Tahun ini Grup Santika akan membuka 19 hotel baru dan 10 di antaranya adalah Amaris, serta 7 lainnya adalah Santika bintang 3, dan 2 lagi adalah Santika bintang 4.  “Membangun Amaris memang paling murah biayanya.  dan ada yang punya investor juga.  Pada 20 Februari 2011 kemarin kami sudah membuka Hotel Amaris di Mangga Besar.  Jadi masih 18 hotel lagi yang akan dibuka tahun ini,” ujarnya menginformasikan.

Selanjutnya, Amaris juga berencana meluaskan jaringannya hingga ke luar negeri dengan membuka sebuah Hotel Amaris di Singapura.  Hotel Amaris di Singapura tersebut direncanakan dapat terealisasi pada tahun 2012.

Tak hanya Amaris dan Pop! Hotel yang terus berekspansi, budget hotel lainnya juga terus membuka hotel barunya di berbagai daerah di Indonsia. Tak heran budget hotel semakin menjamur.

 

Dede Suryadi dan Kristiana Anissa/Riset: Siti Sumaryati

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.