Meraup Untung dari Diversifikasi Simpanan Valas

Selaras dengan tren melemahnya US$, sejumlah bank agresif menawarkan produk tabungan dan deposito dalam mata uang asing lainnya. Bagaimana memaksimalkan imbal hasil dari instrumen ini?

Oleh : Dede Suryadi

“Saatnya mendiversifikasikan uang Anda. Raih keuntungan melalui Simpanan Citibank Super Swtich Deposit.” Begitu bunyi iklan Citibank yang beberapa waktu terakhir ini cukup gencar mempromosikan produk deposito valuta asing. Kelebihan produk ini adalah adanya fitur yang memberikan kemudahan kepada nasabah untuk beralih ke berbagai jenis mata uang sesuai dengan keinginan nasabah setiap saat tanpa dikenai biaya.

Tabungan dan deposito dalam US$ kini memang kurang menarik. Ini akibat terus merosotnya nilai mata uang Negeri Paman Sam itu, karena kondisi ekonomi negara adidaya itu melemah. Makanya, mata uang asing lainnya, seperti euro, yen, poundsterling, dolar Australia (Aus$) saat ini jadi primadona.

Sejalan dengan itu, sejumlah bank pun berlomba menjajakan produk tabungan dan deposito sejumlah valas. Antara lain, Citibank, Bank Internasional Indonesia (BII), Bank Century, HSBC, UOB Buana, BCA dan Bank Syariah Mandiri (BSM).

Meliana Sutikno, VP Retail Bank HeadCitibank Indonesia, mengatakan, kecenderungan nasabah di Citibank selama ini adalah menempatkan dananya di deposito US$ dan rupiah karena tingkat suku bunga yang relatif lebih tinggi dibandingkan mata uang asing lainnya. Namun, tren global dalam 2-3 tahun terakhir memberi peluang pasar bagi mata uang di luar US$ dan rupiah. “Kalau nasabah hanya menyimpan di US$ dan rupiah, tidak lagi terlalu menguntungkan dibanding mendiversifikasi ke mata uang lain, seperti euro, Aus$ dan poundsterling.” ujar Meliana.

Ini terjadi karena euro menguat terhadap US$. Sepanjang tahun lalu, penguatan euro cukup tajam. Bahkan, dari 2001 sampai 2007, euro menguat 50 basis points(bps). US$ secara umum mengalami depresiasi 12%-15% terhadap euro dalam setahun terakhir saja. Begitu juga terhadap Aus$. Tren poundsterling mirip euro. Hanya saja, euro lebih konsisten, dan tidak terlalu fluktuatif ketimbang mata uang Inggris itu. Sementara rupiah bernasib seperti US$. Bahkan lebih rendah, karena rupiah biasanya paralel dengan US$.

Melihat kondisi seperti itu, Citibank pun meluncurkan Super Switch Deposito (SSD). Fitur utama yang ditawarkan produk ini adalah nasabah dapat menikmati kemudahan untuk beralih ke berbagai mata uang sesuai dengan keinginannya secara real time setiap saat. Meliana mengklaim, Citibank adalah bank yang pertama meluncurkan produk seperti ini di Indonesia. “Sebelumnya kami sudah punya deposito dual currency responsnya juga bagus.”

Dengan minimum penempatan ekuivalen US$ 10 ribu, nasabah bisa menginvestasikan dananya pada 8 mata uang, yaitu rupiah, US$, euro, Aus$, yen, dolar Selandia Baru (NZ$), poundsterling, dan dolar Kanada (Can$). Jangka waktu depositonya satu, tiga dan 6 bulan.

“Berdasarkan riset kami terhadap nasabah deposito, mereka menyayangkan jika selama ini tidak bisa mengganti deposito ke mata uang yang dikehendaki sebelum jatuh tempo,” Rico Usthavia Frans, VP Direktur Pemasaran Country Citibank Indonesia, menimpali. Makanya, respons pasar terhadap produk baru ini menggembirakan. Dari bulan ke-2 sampai ke-3 semenjak diluncurkan Maret lalu, jumlah nasabahnya naik 300%. Sayang, Rico tak mau menyebut detailnya. Menurutnya, bila nasabah ingin men-switch deposito valasnya, mereka tinggal telepon atau datang ke kantor cabang Citibank. Hanya saja, sehari hanya dibatasi satu kali switch.

BII, seperti diungkap Stefanus Willy Sukianto, SVP Wealth Management & Funding Business, memiliki deposito valas dengan mata uang yang ditawarkan rupiah, US$, euro, Aus$ dan yen dengan jangka waktu: overnight, 1 & 2 minggu, serta 1-24 bulan. “Selain deposito konvensional, kami juga memiliki convertible deposit, yaitu deposito yang dapat diubah-ubah mata uangnya tanpa dikenai biaya dan bunga tetap dibayarkan,” kata Willy berpromosi sambil menambahkan, sejak diluncurkan pada Maret 2008 produk convertible deposit menggalang dana Rp 3,2 triliun. “Harapan kami, tahun ini dapat tumbuh sampai kurang-lebih 15%,” kata Willy lagi.

Bank Century juga memiliki deposito valas. Malah bank ini menyediakan penukaran 23 valas. Diluncurkan April lalu, kini Cenmtury punya 100 nasabah dan hingga akhir 2008 ini ditargetkan meraih 200 nasabah.

HSBC menawarkan deposito dengan tiga mata uang: rupiah, yuan (renminbi) ringgit (Malaysia). Yuan diperkirakan terapresiasi 8,4% menjadi 6,33/US$ pada 12 bulan ke depan setelah bank sentralnya menyatakan memperkuat mata uangnya demi mengurangi laju inflasi. Ringgit dan rupiah berpotensi menguat 2% dan 3% dipicu oleh kenaikan harga komoditas kelapa sawit sehingga akan menambah pendapatan ekspor Malaysia dan Indonesia.

Yang berbeda adalah tawaran Bank Niaga yang memasarkan Star Choice Best of Market Linked Deposit sejak November 2007 dan Dynamic Duo Star Market Linked Deposit sejak Februari 2008. Deposito ini dipasarkan pada masa satu penawaran dan setelah itu ditutup.

Pengelolaan investasi Star Choice adalah pada berbagai nilai mata uang sebagai basis investasinya (underlying). Ada tiga grup mata uang yang dipilih Bank Niaga, yakni mata uang BRIC (Brasil-real, Rusia-rubel, India-rupee dan Cina-renminbi); mata uang Asia (HK$-Hong Kong, won-Korea Selatan, rupiah); dan komoditas (Aus$, NZ$ dan Can$). Berdasarkan data historis, rata-rata tingkat pengembaliannya per tahun 18%.

Sementara pengelolaan investasi Dynamic Duo Star pada dua indeks sebagai underlying-nya. Pertama, CIMB Transatlantic IR Momentum Index yang menerapkan strategi momentum yang dinamis, memungkinkan posisi long dan short pada empat pasar futures suku bunga yang likuid, yaitu Eurex Bund Future (EUR), Euronext Liffe 3M Euribor Futures (EUR), CBOT 10YUS Treasury Note Futures (US$) dan CME 3M Eurodollar Futures (US$).

Kedua, CIMB Asian FX Income Index, yang menggunakan strategi carry trade, yaitu strategi investasi yang dinamik berdasarkan 8 mata uang Asia: yaitu renminbi (Cina), HK$, rupee (India), Sin$, won, peso (Filipina), dolar Taiwan dan baht (Thailand). Rata-rata tingkat pengembaliannya berdasarkan data historis adalah 14% per tahun.

Erwin, nasabah deposito valas sebuah bank, mengatakan, hadirnya deposito valas yang mudah di-switchsangat membantu dirinya memaksimalkan imbal hasil dari simpanannya. “Saya bisa lebih bebas memilih mata uang yang sedang menguat,” ungkapnya. Sayang, ia keberatan menyebutkan besar simpanan dan imbal hasil yang pernah diperolehnya. Yang pasti, pundi-pundi valasnya lebih tumbuh dibanding dengan produk deposito konvensional.

Menyoroti maraknya tawaran deposito valas ini, Aidil Akbar, perencana keuangan, mengatakan, depostio valas itu sebenarnya sama atau salah satu bentuk yang berbeda dari dual currency investment. Namun, instrumen investasi ini memiliki kemudahan switchingsetiap saat dan lebih banyak pilihan mata uangnya. Tentu saja, seperti instrumen investasi lainnya, deposito valas ada kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihannya, jika nasabah masuk dengan mata uang yang terdepresiasi, keluar dengan mata uang yang sedang terapresiasi, nasabah dapat gain. Kekurangannya, sebaliknya, jika nasabah masuk saat mata uang yang dipegangnya terapresiasi tapi keluar saat terdepresiasi, ia akan rugi. “Ini memang produk yang memerlukan pemahaman cukup mendalam tentang bermain valas,” kata Aidil mewanti-wanti.

Alasannya, naik-turunnya harga mata uang itu ditentukan oleh banyak sekali faktor. Dan valuasi sebuah mata uang mirip valuasi perusahaan: ada yang disebut fundamental, ada yang disebut teknis.

Fundamental suatu negara bergantung pada Produk Domestik Bruto, Produk Nasional Bruto, neraca perdagangan, dan sebagainya. Ini diperlukan pengetahuan yang cukup canggih. Belum lagi dari sisi teknis. “Jadi menurut saya, produk ini cukup advance, dibentuk dalam sebuah deposito yang kadang ditawarkan kepada yang tidak mengerti konsep money market,” kata Aidil. Karena itu, nasabah yang sudah advancedan mengerti tak akan bermain deposito valas, tapi forex .

Bicara prospeknya, menurut Aidil, sangat tergantung pada bank itu sendiri, jualannya jago ataukah tidak. “Ini harus diawasi, tidak boleh ditawarkan ke orang yang nggakngerti apa-apa,” ia memberi masukan. Maka, informasi yang diberikan harus jelas, tidak bisa hanya 1-2 jam diterangkan di seminar. Namanya saja deposito, tapi sebenarnya itu investment.

Reportase: Afiff Maulana Dewanda
Riset: Sofyan Eko Putra

BOKS:

Ilustrasi Investasi
di Super Switch Deposito (SSD) Citibank

1 Januari 2008 : Pembukaan Citibank SSD dalam US$
: Penempatan awal US$ 100.000
: Bunga US$ 1,50% per tahun (misal)
: Tenor tiga bulan (jatuh tempo 1 April 2008)

20 Januari 2008 : Nasabah ingin switch ke Aus$
: Dengan nilai tukar (rate) Aus$/US$ = 0,80 (misal)
: Total hari di deposito US$ 19 hari
: Jumlah US$ yang dialihkan adalah
nilai pokok + (bunga US$ setelah dipotong pajak)
= US$ 100.000 + {(US$ 100.000 x 1,5% x 19/365) – 20%
pajak}
= US$ 100.000 + US$ 62.47
= US$ 100. 062,47 atau ekuivalen dengan Aus$ 125.078,08

1 April 2008 : Jatuh tempo dengan bunga Aus$ 4% per tahun (misal)
: Total hari di deposto Aus$ = 72 hari
: Jumlah deposito dalam Aus$ adalah
Nilai pokok + (bunga Aus$ setelah dipotong pajak)
= Aus$ 125.078,08+ Aus$ 789,53
= Aus$ 125.867.61

Sumber: Citibank

Published on Majalah SWA, 17 Juli 2008

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.