Orang Kreatif di Balik Promo Spektakuler Gudang Garam

Masih segar dalam ingatan kita meriahnya perhelatan Piala Dunia 11 Juni-11 Juli lalu. Kini kemeriahan itu telah berlalu. Dan, mereka yang biasa lewat pada pukul 6 sore sampai 6 pagi di depan Gedung Gudang Garam Cempaka Putih atau Gedung Intiland Jakarta barangkali merasa ada sesuatu yang hilang. Mengapa?

Karena, selama perhelatan Piala Dunia 2010, pada bagian luar kedua gedung tersebut selalu disuguhkan tayangan pertandingan langsung yang dibumbui iklan rokok Gudang Garam (GG) sebagai pemilik promo tersebut. Gedung tersebut tak ubahnya layar raksasa yang hidup saat hari sudah gelap sehingga mampu mencuri perhatian setiap orang yang lewat di depannya dan bisa dijadikan ajang nonton bareng. Promo seperti ini disebut video mapping.

Bidang mappingdi Gedung GG berukuran 17×19 m2, ditambah stiker brandingGG berukuran 17×11 m2 yang ditempel di sampingnya. Lalu, di Gedung Intiland, bidang mapping-nya berukuran 17×16 m2 dan stikernya 17×11 m2. Tak hanya di kedua gedung ini, GG juga memasang promo yang sama di Bandung, tepatnya di Gedung BRI dengan ukuran bidang mapping-nya 32×24 m2 dan stikernya 32×14 m2. Satu lagi di Surabaya, di Gedung BII, bidang mapping-nya 28,8x 22,1 m2 dan stikernya 24 x 27,3 m2.

Promosi melalui video mappingini hadir sebagai alternatif media promosi luar ruang. Media promosi dengan teknologi tiga dimensi (3D) inimasih langka di Indonesia.Tentu saja, promo seperti ini dilakukan untuk memenuhi keinginan terhadap adanya media promosi yang baru dan menarik.

Video mapping dilakukan dengan menggunakan proyektor LCD berkekuatan besar dengan materi khusus, untuk menimbulkan efek 3D. Intinya, menggunakan gedung dan fasadnya sehingga menjadi satu-kesatuan dengan materi yang ditampilkan.

Kelebihan utama video mapping dibandingkan media promosi luar ruang yang selama ini ada seperti baliho atau spanduk adalah pada sifatnya yang menjadi hiburan. Video mapping adalah tontonan yang menghibur, yang materi dan medianya bisa kita buat seperti apa saja. Media promosi ini berbeda dari media LCD berukuran besar seperti yang berada di depan bunderan Hotel Indonesia.

Jadi, keunggulan video mapping dibandingkan media promosi luar ruang lain: menghadirkan gambar yang tidak statis, sangat menghibur, dan tampak lebih nyata lantaran menggunakan media dalam bentuk asli seperti gedung dan mobil.

Dan, pembuat media promosi ini adalah Brains Entertainment & Marketing, perusahaan lokal yang berkantor di Fatmawati, Jakarta Selatan. Sementara jaringannya ada di Bandung dan Surabaya. Nah, orang kreatif di balik promosi spektakuler ala GG ini adalah Dendy Suryo. Pria kelahiran 24 Agustus 1974 ini adalah pemilik sekaligus Presiden Direktur Brains. Melalui tangan dinginnya ini, media video mapping GG bisa terwujud. “Kesuksesan ini berkat kerja sama tim,” kata Dendy merendah.

Sejatinya, Dendy bukanlah orang baru di industri periklanan. Dia sudah 14 tahun bergelut di dunia yang pernuh ide kreatif ini. Ayah dua anak ini pernah berkiprah di Gelson’s Advertising; Dentsu, Young & Rubicam Brand Communications, Poliyama Communications, dan Fortune Indonesia. ”Baru tahun 2005 saya mendirikan Brains,” ujar suami Fifi Hafidah ini mengenang. Fokus bisnisnya adalah aktivasi merek dengan menggarap promosi below the line.

Kendati tergolong baru, kiprah Brains tak bisa dipandang sebelah mata. Sejumlah klien telah ditanganinya, antara lain HSBC, Extra Joss, Bintangin dan Komix. “Kami berupaya menggali ide-ide kreatif karena kreativitas adalah modal kami,” ujar Maureen Tuahatu, Direktur Perencana Strategis Brains. Tak mengherankan, karena kreativitasnya itu, Brains dipercaya GG menggarap promo melalui media video mapping.

“ Persaingan di industri rokok cukup tinggi. Akhirnya kami harus mencari ide kreatif yang beda dari yang lain dengan video mapping,” ujar Hokiono, eksekutif GG. Video mappingGG diklaim yang terbesar dan terlama. Yang pasti, promosi seperti ini mampu mencuri perhatian sehingga meningkatkan awareness . “Soal biayanya, lebih kecil dibandingkan iklan spotteve secara total,” ungkap Hokiono tanpa menyebutkan nominalnya. Yang jelas, biayanya diperkirakan menyentuh angka miliaran.

Dede Suryadi

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.